
Setelah turun dari KM Kelud yang pada waktu itu masih berfungsi dengan baik (apa sekarang masih?) kami dijeput oleh seorang sepupu dari istri.
Badan teramat capek dan pegal. Penumpang bejibun banyak sekali. Seperti air mineral yang tumpah dari ujung botol yang menggelora.
Kamipun dijamin oleh sepupu tadi (wah masuk Batam aja pake jaminan? Pikir saya) lalu beranjak ke luar pelabuhan.
Istri yang kelihatan capek karena menggendong anak kami yang pertama serta menenteng tas pula. Sementara aku, juga menenteng sebuah kotak dan sebuah tas besar berisi pakaian. Itulah modal pertama kami di Batam, disamping tekad untuk memulai hidup yang baru. Dia capek, sepupunya pun kelihatan capek.
“Kita minum dulu yuk”, katanya.
Kamipun menuju sebuah warung di depan Pelabuhan. Sambil memesan makanan dan minuman. Aku paling butuh minuman, terutama yang dingin sekali. Istriku tidak makan, aku dan sepupu mesan mie rebus saja, karena hari belum siang untuk makan nasi.
“Pak, minta Es Manis Dingin”, mintaku kepada si penjual.
“Apa?” Katanya sambil bengong.
“Manis Dingin” jeritku (dalam hati aku berguman - masak tak tau manis dingin-aku ini orang Medan)
“Eh..”, timpal sepupuku,
“Kalau mau minta es manis dingin disini namanya TEH OBENG”, katanya.
“Apa? TEH OBENG?”
Olala, kenapa Obeng menjadi Sebuah Brand untuk Teh manis dingin yang sudah menasional? Gak nyambung sama sekali tuh..
Aku pun senyum, hilang sedikit penatku.
0 Komentar::
Post a Comment
Jika Informasi ini bermanfaat, dengan kerendahan hati saya harapkan komentar dan kritikan dari Kawan semua.... :)